Sisilia, Italia – 29 September 2025 – Upaya misi kemanusiaan untuk berlayar menuju Gaza dari Sisilia, Italia, terus berlanjut di tengah berbagai tantangan dan harapan. Setelah hampir dua minggu tertahan, para aktivis dari enam negara, termasuk Indonesia, menyatakan tekad kuat mereka untuk tetap berlayar, bahkan jika kapal terakhir menuju Gaza harus berangkat tanpa mereka.
Wanda Hamidah, yang sebelumnya berada di kapal Keiser, dan Fatur dari kapal Kamar, kini bergabung dengan 11 aktivis lainnya dari Tunisia, Bahrain, Amerika Serikat, Maroko, Aljazair, dan Indonesia di kapal Nusantara (juga dikenal sebagai Familia). Kapal ini menjadi tumpuan harapan terakhir mereka untuk dapat melanjutkan perjalanan.
Beberapa kapal lain yang seharusnya ikut serta dalam misi ini menghadapi kendala serius. Kapal Essia, X1, Yemen, dan Alladienne dilaporkan tidak dapat beroperasi karena kerusakan. Sementara itu, kapal Kamar, Tikeu, dan Mawal tidak mendapatkan izin berlayar dari FFC (Freedom Flotilla Coalition) yang telah dikonfirmasi oleh SC (Steering Committee).
Kapal Nusantara, yang kini menjadi fokus utama, menunjukkan kondisi yang lebih menjanjikan. Menurut laporan mekanik yang baru saja memeriksa kapal, satu mesin dalam kondisi optimal, meskipun mesin lainnya mengonsumsi minyak sehingga membutuhkan persiapan cadangan minyak ekstra. "Alhamdulillah, ini dikatakan oleh mekanik yang baru saja datang ke kapal kami," ujar salah satu anggota tim, yang juga membagikan video kondisi kapal.
Berkat adanya sejumlah kapten kapal dari armada lain yang tidak dapat berlayar, tim Nusantara kini memiliki dukungan ahli navigasi yang memadai. Para kapten tersebut menyatakan kesediaan mereka untuk mengemudikan kapal Nusantara.
"Alhamdulillah, they want to sail the Nusantara boat," tambah anggota tim.
Pada sore hari ini, tim di kapal Nusantara tengah melakukan segala persiapan yang diperlukan untuk pelayaran. Namun, satu-satunya hal yang masih dibutuhkan adalah izin berlayar dari Nadir dan Ustaz Husein.
Untuk meyakinkan pihak-pihak terkait, tim menegaskan bahwa pernyataan mereka dapat diverifikasi oleh semua orang yang berada di kapal atau dengan menghubungi Alex, pemilik Marzamemi Marina tempat mereka berlabuh, karena mekanik Italia yang memeriksa kapal dikirim dari marina tersebut.
"Kami semua di sini ingin berlayar. Dan kami membutuhkan dukungan serta izin Anda untuk berlayar. Bismillah," demikian pernyataan tekad dari para aktivis.
Comments
Leave a Reply